Saturday 21 March 2015

Negeri Tanpa Suara #1


Aku pernah berkelana menunggang biola,
menuju sebuah tempat yang tak pernah ada,
berbincang dengan orang-orang yang tak berbicara,
menyanyikan lagu-lagu tanpa nada.

Di sini betul-betul kacau. Aku harus berpikir cepat. Sejak kulihat selang air itu, segera kuarahkannya pada gedung yang sedang terbakar habis-habisan di depan muka. Orang-orang berlarian tak karuan. Ada juga yang cuma menonton atau malah merekamnya di Handphone. Beberapa ikut memadamkan api. Tidak sampai seperempatnya. Yang menjadi masalah sekarang adalah, selang ini tak juga keluar airnya. Aku baru paham ketika seseorang memukul kepalaku dari belakang.
“Sudah kubilang, pijit dulu tombolnya!” bentak orang itu.
“Tapi aku tidak mendengarmu.”
“Kau memang tidak bisa mendengar, bodoh!”
Sial! Aku yang berniat baik ini malah dimarahi. Padahal bisa saja tadi aku meneruskan untuk … ah, lebih baik kuceritakan dari awal.