Blog ini berisi tentang apapun yang ingin
gua tulis. Biasanya sih cerita fiksi. Gua berharap sekali ga ada yang
ngebajak blog ini dikarenakan ga bakal ada gunanya. Ngapain juga ngebajak blog
orang yang gak terkenal?
Kenapa namanya Si Rambutan Merah? Jadi begini
ceritanya. Sewaktu pulang kampung pas lebaran kemarin, kebetulan pohon rambutan
di depan rumah lagi matang-matangnya. Karena rambutan adalah buah favorit gua sejak
masih pake pampers, muncullah ide buat iseng-iseng bikin karikatur rambutan.
Nah, setelah beberapa bulan, itu gambar
nganggur. Ngebangke. Daripada mubadzir (karena walaupun gambarnya cuma gitu,
tapi bikinnya pake keringat, darah, dan air sabun). Tiba-tiba kepikir buat
dibikin header blog. Sebenernya sempat males juga karena dulu juga pernah bikin
blog sekitar 4 biji. Tapi itu semua benar-benar sampah dan ga ada isinya.
Akhirnya gua delete aja keempatnya. Mati 4, tumbuh 1.
Nama blog pertama yang muncul di otak adalah
"Rambutan Merah" dengan alamat <rambutanmerah.blogspot.com>.
Eh, setelah konsul sama Aki Gugel, ternyata itu alamat udah ada yang punya. Oke
lah! Gua ganti alamatnya jadi <rambutan-merah.blogspot.com>, ternyata itu
pun sudah ada yang memiliki. Akhirnya, kuputuskan untuk ganti nama jadi "Si
Rambut Merah". Eh, lagi-lagi dan lagi, juga udah ada yang pake nama itu.
Saus tartar! Setelah semedi dan diet makan temen selama beberapa tahun, akhrnya
jadi juga lah blog ini dengan nama "Merah si Rambutan." Setelah dipikir-pikir, nama itu agaknya rancu dan susah diinget. Alhasil, sekali lagi blog ini pun diganti namanya menjadi Si Rambutan Merah.
Seperti yang sudah disenggol sebelumnya,
sebagian besar isi dari blog ini kemungkinan adalah Cerpen, Cerbung,
dan Cer-Cer yang lainnya. Walaupun udah belajar nulis sejak kelas 1 SD, dan
udah sering mengarang cerita dari kecil (terutama pas lagi ditanya sama ortu),
tapi baru beberapa bulan lalu Gua menulis cerita yang terstruktur dan dengan
bahasa yang ada di KBBI. Jadi, setelah baca cerita di blog ini, Gua minta
sarannya ya. Biarin kripiknya pedes juga, lebih pedes lebih nendang. Kekeke...
Udah segitu aja.
terima kasih artikelnya sangat membantu
ReplyDelete